"New Normal", Keseimbangan, dan Sinyal Kebangkitan Properti.

News

Tak dimungkiri Pandemi Covid-19 telah memengaruhi sektor properti secara luas.

Perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, perumahan, perhotelan, dan kawasan industri mengalami kontraksi, setelah perlambatan dalam tiga tahun terakhir.

Fakta global menunjukkan, perkantoran adalah sub-sektor properti yang terdampak paling parah selain perhotelan.

Kinerja tingkat hunian dan permintaan terus menurun drastis. Sebut saja Singapura yang hanya tumbuh 3,6 persen pada 2019, setelah merosot cukup dalam 22,2 persen pada tahun sebelumnya.

Krisis Covid-19 menjadikan perkantoran Singapura makin terpuruk.

Sementara Kuala Lumpur, meski terjadi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, masih sedikit lebih baik dengan tingkat hunian relatif stabil. Namun, kondisi memburuk setelah dihantam krisis ini. 

Bagaimana dengan Jakarta?

Jika Pandemi Covid-19 tak kunjung teratasi, stagnasi bakal terus terjadi. Bukan tanpa alasan, ada sejumlah variabel yang menunjukkan stagnasi ini.

Selain faktor eksternal turunnya ekonomi dunia, faktor internal juga berdampak signifikan, yakni keterlambatan transaksi yang diprediksi akan mengarah pada koreksi pertumbuhan.

Termasuk potensi hilangnya sektor ekonomi yang tidak beroperasi di Jakarta, dengan perhitungan sekitar Rp 100 triliun hingga Rp 150 triliun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""New Normal", Keseimbangan, dan Sinyal Kebangkitan Properti", https://properti.kompas.com/read/2020/05/17/144705621/new-normal-keseimbangan-dan-sinyal-kebangkitan-properti.


Penulis : Hilda B Alexander

Editor : Hilda B Alexander